Arsitektur modern tidak dapat didefinisikan secara mentah. Ada banyak tokoh dan sumber yang menjelaskan mengenai definisi arsitektur modern. Berikut merupakan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan arsitektur modern yang diperoleh dari buku berjudul ‘Arsitektur Modern Akhir abad XIX dan abad XX’ karya Yulianto Sumalyo.
Agustus Welby Northmore Pugin (1812-52) dalam bukunya yang berjudul ‘Contrasts’ terbit tahun 1836 menjelaskan bahwa pada jaman pertengahan (mediaeval) Gereja di Kota Khatolik mulai digantikan oleh pabrik, penjara dan pergantian fungsi lainnya. Penjelasan ini membuktikan bahwa pada zaman itu muncul bangunan-bangunan dengan fungsi baru yang tidak pernah ada sebelumnya.
John Ruskin (1819-1900) seorang arsitek Inggris dalam bukunya yang berjudul Ketujuh Lampu dalam Arsitektur “Les Sept Lampes de l’architecture (1849) menyebutkan pentingnya suatu bentuk hommogen atau keseragaman untuk seluruh masyarakat. Pernyataan ini merupakan tanda berakhirnya arsitektur gotik dan eklektik yang memiliki ciri khas daerah masing-masing. Disebutkan juga bahwa Ruskin merupakan tokoh ideologi functionalism dan menganggap aliran arsitektur gotik hanya dekorasi semata.
Arsitektur Modern |
Eugen Emmanuel Violet-le-Duc dalam bukunya yang berjudul ‘Dictionnarie raisonn de l’archtecture fancaise du XI au XVI siecle’ (Kamus pemikiran arsitektur perancis abad XI hingga XVI) menjelaskan bahwa arsitektur hendaknya mengungkapkan ‘kekuatan’ seperti halnya mesin uap, listrik dan dapat memanfaatkan material baru seperti halnya baja. Pernyataan ini sekaligus menjelaskan munculnya ide terhadap bentuk yang fungsional dan pemanfaatan material berteknologi baru dalam arsitektur.
Dari pernyataan-pernyataan tokoh diatas dapat dipetik suatu gambaran bahwa arsitektur modern merupakan suatu aliran/gaya arsitektur yang berkembang setelah arsitektur klasik. Arsitektur modern berusaha meninggalkan dekorasi yang dianggap tidak fungsional pada bangunan dan lebih menekankan kepada fungsi sehingga sering disebut juga fungsionalisme.
Karena hanya mengikuti fungsi, maka bentuk-bentuk pada arsitektur modern umumnya tidak memiliki makna atau mengacu pada hal-hal tertentu maupun ciri khas suatu daerah. Hal inilah yang kemudian menjadikan arsitektur modern bersifat homogen dan diharapkan bisa menjadi gaya yang diterapkan semua orang dalam internasional atau international style.
Berdasarkan pernyataan tokoh-tokoh di atas juga dapat dikatakan bahwa arsitektur modern berusah lepas dari pengaruh masa lalu dan berjalan menuju masa depan yang penuh dengan kecanggihan teknologi serta penggunaan material baru.
Karakteristik Arsitektur Modern
Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya adalah :
- Suatu penolakan terhadap gaya lama
- Suatu yang mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan hasil dalam suatu bangunan.
- Arsitektur tanpa makna/filosofi, hanya fungsi
- Suatu yang menyangkut tentang mesin dan teknologi bangunan
- Menolak adanya bordiran atau ukiran dalam bangunan.
- Menyederhanakan bangunan sehingga format detail dan ornamen menjadi tidak perlu.
Arsitektur modern muncul pada akhir abad ke-19 dari revolusi dalam teknologi, teknik dan bahan bangunan, dan dari keinginan untuk melepaskan diri dari gaya arsitektur historis dan untuk menciptakan sesuatu yang murni fungsional dan baru.
Revolusi dalam material datang pertama kali, dengan menggunakan besi cor, plat kaca, dan beton bertulang untuk membangun struktur bangunan yang lebih kuat, lebih ringan dan lebih tinggi. Proses pelat kaca diciptakan pada tahun 1848, memungkinkan pembuatan jendela yang sangat besar.
Istana Kristal oleh Joseph Paxton di Pameran Besar tahun 1851 adalah contoh awal konstruksi besi dan pelat kaca, diikuti pada tahun 1864 oleh dinding tirai kaca dan dinding logam pertama. Perkembangan ini bersama-sama membuat gedung pencakar langit dengan struktur rangka baja pertama, yaitu Gedung Asuransi Rumah sepuluh lantai di Chicago, dibangun pada tahun 1884 oleh William Le Baron Jenney.
Menara Eiffel, yang saat itu merupakan struktur tertinggi di dunia |
Ada juga konstruksi rangka besi Menara Eiffel, yang saat itu merupakan struktur tertinggi di dunia, memikat imajinasi jutaan pengunjung pada Pameran Universal Paris 1889.
Debut material dan teknik konstruksi baru menginspirasi arsitek untuk melepaskan diri dari model neoklasik dan eklektik yang mendominasi arsitektur Eropa dan Amerika pada akhir abad ke-19, terutama eklektisme, arsitektur Victoria dan Edwardian, dan gaya arsitektur Beaux-Arts.