Membahas Arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menyangkut elemen-elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain.
Masjid Raya Sumatra Barat, Contoh Arsitektur Neo Vernakular |
Definisi Arsitektur Neo Vernakular
Arsitektur Neo Vernakular merupakan aliran desain dimana bangunan yang dirancang oleh arsitek kontemporer, dimana inspirasi kreatifnya sebagian besar berasal dari arsitektur vernakular, dan elemen kreasinya sebagian besar berasal dari ekstraksi dari arsitektur vernakular; yang menerjemahkan bahasa arsitektur tradisional pada bentuk-bentuk modern, memberikan arsitektur vernakular fungsi yang modern (Zhao dan Gao, 2013)
Bangunan adalah sebuah kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan dari jumlah tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya terhadap iklim lokal, material dan adat istiadat. (Leon Krier). Neo berasal dari bahasa yunani dan digunakan sebagai fonim yang berarti baru.
Jadi neo-vernacular berarti bahasa setempat yang di ucapkan dengan cara baru, arsitektur neo-vernacular adalah suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosopi, tata ruang).
Dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat.
Arsitektur Neo-Vernacular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri.
Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan.
“Pada intinya arsitektur Neo-Vernacular merupakan perpaduan antara bangunan modern dengan bangunan bata pada abad 19"
Batu-bata dalam kutipan diatas ditujukan pada pengertian elemen-elemen arsitektur lokal, baik budaya masyarakat maupun bahan-bahan material lokal.
Aliran Arsitektur Neo-Vernacular sangat mudah dikenal dan memiliki kelengkapan berikut ini : hampir selalu beratap bubungan, detrail terpotong, banyak keindahan dan bata-bata. Bata itu manusiawi, jadi slogannya begitu manusiawi.
Arsitektur neo-vernakular, banyak ditemukan bentuk-bentuk yang sangat modern namun dalam penerapannya masih menggunakan konsep lama daerah setempat yang dikemas dalam bentuk yang modern. Arsitektur neo-vernakular ini menunjukkan suatu bentuk yang modern tapi masih memiliki image daerah setempat walaupun material yang digunakan adalah bahan modern seperti kaca dan logam.
Dalam arsitektur neo-vernakular, ide bentuk-bentuk diambil dari vernakular aslinya yang dikembangkan dalam bentuk modern.
Baca juga : Pengertian Arsitektur Tropis, Ciri, Prinsip dan Contohnya
Ciri-Ciri Gaya Arsitektur Neo Vernakular
Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya “language of Post-Modern Architecture” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernacular sebagai berikut :
- Selalu menggunakan atap bumbungan
- Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari pada tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.
- Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal)
- Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan budaya dari arsitektur barat.
- Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal.
- Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan.
- Warna-warna yang kuat dan kontras.
Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernacular tidak ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lebih pada keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan pemakaian kembali. Berikut adalah kriteria arsitektur neo-vernakular.
- Pemakaian atap miring
- Batu bata sebagai elemen local
- Susunan masa yang indah.
Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat.
Baca juga : Pengertian Arsitektur Vernakular Ciri-ciri dan Contohnya
Ciri-ciri Lain Arsitektur Neo-Vernakular :
- Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).
- Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya , pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religi dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
- Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mangutamakan penampilan visualnya).
Prinsip Desain Arsitektur Neo-Vernakular
Adapun beberapa prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci, yaitu :
- Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang.
- Hubungan Abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.
- Hubungan Lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim
- Hubungan Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan dengan program konsep arsitektur
- Hubungan Masa Depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang.
Baca juga : Langgam Arsitektur Tradisional Bali
Contoh Karya Arsitektur Neo-Vernakular
Berikut dijelaskan beberapa contoh karya arsitektur yang memenuhi ciri-ciri dan prinsip desain arsitektur neo-vernakular yang sudah terbangun.
1. Bandara Soekarno-Hatta
Bandara Soekarno-Hatta |
Berada di daerah sub urban Kota Jakarta dengan kapasitas 9 juta orang. Dirancang oleh Paul Andreu dari Prancis. Sebagian besar berkonstruksi tiang dan balok (dari pipa-pipa baja) yang diekspose.
Unit-unit dalam terminal dihubungkan dengan selasar terbuka yang sangat tropikal, sehingga pengunjungnya merasakan udara alami dan sinar matahari.
Bandara Soekarno-Hatta |
Unit ruang tunggu menggunakan arsitektur Joglo dalam dimensi yang lebih besar, namun bentuk maupun sistem konstruksinya tidak berbeda dari sopo guru dan usuk, dudur, takir, dan lain-lain dari elemen konstruksi Jawa.
Penggunaan material modern namun memiliki tampilan seperti kayu yang diterapkan pada kolom- kolom di ruang tunggu memberikan kesan yang modern namun natural.
2. Asakusa Tourist Information Center
Asakusa Tourist Information Center |
Asakusa Tourist Information Center merupakan karya Kengo Kuma, yang merupakan sayembara desain Tourist Hotpsot yang diadakan pada tahun 2008 oleh pemerintah Distrik Taito dan diikuti oleh 300 peserta.
Asakusa Tourist Information Center |
Bangunan ini terletak di seberang kuil Shinto di Jepang, Kuil Kinruzan Sensoji yang merupakan objek wisata utama di Asakusa, Tokyo. Asakusa terkenal sebagai kota dengan atmosfer shitamachi yang kental. Kuil Sensoji terkenal dengan lampion berukuran besar yang diletakkan pada gerbang Kaminari.
Demikianlah mengenai Arsitektur Neo-Vernakular, Apabila ada pertanyaan silahkan disampaikan pada kolom komentar. Terima Kasih.
Sumber Referensi :
Zhao, Mei., Wei Gao. 2013. Design Languages of Contemporary Neo-vernacular Architecture in China. Applied Mechanics and Materials Vol. 253-255 pp 75-80. Trans Tech Publication, Switzerland