Sistem utilitas sampah sangat penting untuk menjaga kebersihan bangunan dan kesehatan lingkungan di sekitarnya. Pengelolaan sampah menjadi kewajiban pemilik bangunan untuk mendapatkan izin operasional. Berikut akan kita bahas mengenai Sistem Utilitas Sampah pada Bangunan dan Cara Pengelolaannya.
Sistem Utilitas Pengelolaan Sampah pada Bangunan |
Definisi Pengelolaan Sampah
Utilitas bangunan merupakan suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Dalam desain bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan desain yang lain seperti desain arsitektur, struktur, interior dan desain lain.
Sistem utilitas pada bangunan gedung terdiri atas sistem plambing dan sanitasi, pencegahan kebakaran,pengudaraan/penghawaan, penerangan/pencahayaan, telepon, CCTV dan sekuriti, penangkal petir, tata suara, transportasi dalam bangunan, landasan helikopter, pembuangan sampah dan sistem alat pembersih bangunan. Pengelolaan sampah adalah Pengumpulan, Pengangkutan, Pemrosesan, Pendaul-ulangan atau Pembuangan dari Material Sampah.
Pengolahan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dari keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Limbah sampah merupakan buangan dari bangunan-bangunan, khususnya bangunan yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti pabrik, hotel, restoran dan supermarket. Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan :
a. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
b. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Baca juga : Komponen & Hardware Pintu Sliding
Konsep Pengelolaan Sampah
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda penggunaanya antara negara-negara atau daerah yaitu :
1. Hirarki sampah
Hirarki limbah merujuk pada “3M” mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah.
Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan meksimum dari produk-produk praktis dan menghasilkan jumlah minimum limbah.
2. Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah/extended producer responsibility (EPR).
(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka si seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga produk.
Tanggung jawab produsen di perpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh lifecycle produk dan kemasan di perkenalkan ke pasar.
3. Prinsip pengotor berguna membayar
Prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pajak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Manfaat dari pengolahan sampah yaitu Penghematan sumber daya alam, Penghematan energy, Penghematan lahan TPA, Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman), Mengurangi Pencemaran.
Baca juga : 7 Jenis Exhaust Fan dan Cara Menggunakannya
Komponen dalam Sistem Pembuangan Sampah
Komponen-komponen dalam sistem pembuangan sampah itu sendiri tidak terlalu banyak. Salah satu hal paling penting dan paling mendasar yang diperlukan diantaranya yaitu tempat sampah maupun lokasi untuk penampungan sampah.
Jenis Sampah
Pembagian jenis tempat sampah pada saat sekarang ini juga sudah mengalami peningkatan pesat. Pembagian jenis tempat sampah dapat dibedakan melalui beberapa hal diantaranya sebagai berikut.
Berdasarkan jenis sampah Cair - Padat
Disposal (sampah) dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Disposal Padat
Adapun disposal padat pada golongan ini adalah kertas-kertas, kaleng-kaleng, puntung rokok, plastik dan potongan logam yang bersifat kering.
2. Disposal Cair
Adapun sisa pembuangan sampah cair ini seperti sisa-sisa makanan yang tentunya mengandung air yang lebih banyak atau bisa dibilang basah.
Berdasarkan Jenis Sampah Organik - Non Organik
Pembagian sampah berdasarkan jenis ini dapat dibedakan berdasarkan fungsi sampah tersebut. Yaitu sampah yang dapat di daur ulang atau digunakan kembali (Sampah Organik) dan sampah yang sulit untuk di daur ulang (Sampah Non-Organik).
Selain itu sering juga kita temui jenis sampah Non-Organik yang tidak dapat ditaruh di tempat yang sama dengan sampah lainnya, yang sering kita sebut dengan sampah pecah belah.