Kelalaian manusia sering menyebabkan kebakaran gedung. Kebakaran gedung menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan maupun penggunaan bangunan. Kebakaran gedung menyangkut kerugian materi dan resiko korban pada pengguna gedung.
Kebakaran gedung merupakan salah satu peristiwa penyebab kerusakan yang dapat terjadi kapanpun dan tidak dapat diprediksi. Kebakaran bisa mengakibatkan banyak kerugian yaitu materi dan korban jiwa. Faktor penyebab kebakaran yaitu adanya korsleting listrik, kebocoran gas yang mudah terbakar dan kelalaian manusia (Apriyaningsih dkk, 2017)
Banyak gedung sudah dilengkapi dengan sistem pemadam otomatis. Meskipun gedung mungkin tidak dapat terbakar habis karena terbuat dari beton, namun barang-barang berharga di dalamnya yang terbakar pastinya akan menimbulkan kerugian.
Adapun faktor non-teknis kebanyakan diakibatkan oleh kelalaian manusia (human error) terutama yang berkenaan dengan penggunaan api seperti memasak, merokok, menyalakan lilin, menyalakan obat nyamuk bakar, dan lain sebagainya.
Kelalaian tersebut pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
Kelalaian yang Mengakibatkan Kebakaran Gedung |
1. Faktor Pengguna Gedung
- Tidak tahu / kurang mengetahui prinsip dasar pencegahan / penanggulangan bahaya kebakaran.
- Meletakkan barang-barang yang mudah terbakar tanpa menghiraukan norma-norma pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.
- Pemakaian listrik yang belebihan, melebihi kapasitas.
- Menyalakan api ditempat terlarang / membuang puntung rokok sembarangan.
- Adanya unsur kesengajaan.
2. Faktor Manajemen / Pengelola Gedung
- Tidak ada / kurang komitmennya terhadap K3.
- Kurang pengawasan terhadap kegiatan pengguna gedung.
- Tidak ada standar kode yang dapat diandalkan atau penerapannya tidak tegas atau sengaja menggunakan barang – barang sub-standard dengan motif ekonomi.
- Sistem penanggulangan kebakaran tidak memadai
- Tidak dilakukan pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran bagi pengguna gedung.
- Sarana proteksi kebakaran tidak ada atau kurang
Setiap bangunan memiliki latar belakang dan alasan mengapa bangunan tersebut dibuat. Hal ini akan ditinjau oleh owner/pemilik sehingga melahirkan sebuah ide dan gagasan yang kemudian berlanjut kepada suatu proses perancangan.
Tahap pertama untuk mengetahui perencanaan dan perancangan yang baik adalah dengan mengetahui tujuan awal dari pembuatan bangunan itu sendiri. Apakah bangunan tersebut untuk publik, privat, apakah jenisnya, mengapa jenis bangunan tersebut dipilih, dan lain sebagaimananya.
Baca juga : 4 Jenis Sistem Sprinkler pada Bangunan
Tujuan pengadaan bangunan biasanya bergantung pada kebutuhkan masyarakat dan lingkungan. Dewasa ini banyak yang harus diperhatikan oleh arsitek dalam aspek penggunaan lahan khususnya apabila membahas mengenai resident/rumah, office/kantor, dan urban building lainnya.
Aristek tidak bisa memutuskan kedua hubungan ini karena penciptaan pengiritan lahan ini yang kemudian memiliki output berupa high rise building mengikuti perkembangan dari sebuah daerah itu sendiri. High rise building adalah respon natural kepada sebuah kepadatan penduduk, kelangkaan lahan, dan tingginya harga lahan (Redy : 1996,23)
Daftar Pustaka dan Referensi
- Apriyaningsih, Mega, Abdul Muid, Nurhasanah. (2017). Prototype Sistem Pemadam Kebakaran Otomatis Berbasis Mikrokontroler Atmega328p. Jurnal PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3:106–110.